Ikan

Tiga hari yang lalu Jasmine mendapatkan tugas membuat ikan dari kertas origami. Tugas mata pelajaran SBK(Seni,Budaya dan Kerajinantangan). Dapat tugas hari Senin dan dikumpulkan hari Rabu. Begitu sampai rumah dia langsung buka Youtube dan lihat tata cara bagaimana membuat prakarya ikan dari kertas origami. Hasil pertama masih jelek,hasil kedua juga masih jelek,bentuknya tidak beraturan. Hasil yang ketiga sudah lumayan bagus walaupun tidak sempurna. Akhirnya ketika malam Bapaknya pulang kerja langsung disuruh bantuin bikin ikan dari kertas origami. Untuk mata dan siripnya bisa dibentuk pakai spidol.

 

Sekarang mau ngomongin ikan dalam bentuk yang nyata. Jujur,saya tidak terlalu suka makan ikan. Salah satu alasannya karena ikan banyak durinya. Waktu kecil ketika makan ikan, durinya sempat nyangkut di tenggorokan dan susah banget mengeluarkannya. Kalo disuruh memilih menu makan siang hari ini, kayaknya saya lebih memilih makan ayam bakar atau bebek bakar. Duh,padahal Ibu Menteri KKP sudah sosialisasi betapa pentingnya banyak mengkonsumsi ikan.

 

Ibu Menteri yang satu ini hebat euy,cuma lulusan SMP tapi kepintarannya di atas rata rata. Sudah menenggelamkan ratusan kapal pencuri ikan di Indonesia. Sukses terus ya Bu Susi dan tolong kurangi konsumsi rokok.

 

Dari data SOFIA,produksi ikan di dunia pada tahun 2025 diproyeksikan sebesar 196juta ton yang terdiri dari 52% berasal dari perikanan budaya dan 48% dari perikanan tangkap. Akronim SOFIA adalah The State of Word Fisheries and Aquaculture.

 

Berbicara tentang ikan pasti berhubungan dengan nelayan. Tepatnya pada tanggal 8 Januari 2018 beberapa nelayan  mengadakan demo di Jakarta dan kota lainnya di Indonesia. Demo mengenai pelarangan pemakaian cantrang pada saat menangkap ikan di laut. Mereka mengeluhkan pendapatan yang berkurang karena pelarangan pemakaian cantrang. Padahal pelarangan cantrang memiliki maksud yang baik yaitu untuk melindungi ekosistem di laut

 

Larangan penggunaan cantrang itu seharusnya berlaku sejak tahun 2015 namun diundur hingga akhir tahun 2017. Hingga kini pemerintah masih belum juga menentukan sikap. Kebijakan pelarangan cantrang diwujudkan lewat Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 karena dianggap tidak ramah lingkungan.

 

Sejumlah nelayan sudah menyatakan penentangan larangan tersebut,khususnya di kawasan Pantai Utara Jawa. KKP(Kementerian Kelautan dan Perikanan) berpendapat cantrang yang berdiameter hingga 2000meter dapat menyapu dasar lautan dan merusak karang sementara jaringnya dapat menangkap ikan ikan kecil,sehingga berpotensi merusak ekosistem laut di masa depan.

 

Kecuali cantrang tradisional yang belum dimodifikasi tergolong ramah lingkungan. Sedih kalau misalkan beberapa puluh tahun ke depan laut Indonesia benar benar rusak. Semoga hal tersebut tidak benar benar terjadi. Jadi pengen nyanyi sebuah lagu yang berjudul Nenek Moyangku Seorang Pelaut. Lirik lagunya seperti ini:

Nenek moyangku seorang pelaut.

Gemar mengarungi luas samudera.

Menerjang ombak tiada takut

Menempuh badai sudah biasa

Angin bertiup layar terkembang

Ombak berdebur di tepi pantai

Pemuda berani bangkit sekarang

Ke laut kita beramai ramai

18 pemikiran pada “Ikan

  1. Wah, kalo saya suka sih ikan. Tapi yang durinya gak banyak di daging, kaya tongkol, pindang, lelez dan lainnya.

    Bu susi emang bukti kerja nyata sih, orangnya tegas juga.

    Btw moga kebijakan mengenai cantrang gak dibikin ngambang juga ya.

    Disukai oleh 1 orang

  2. Suamiku juga ga doyan makan ikan gara2 durinya, jadi kalo mau makan ikan aku gak masak sendiri deh.
    Bu Susi emang juwara!! Mudah2an urusan kelautan kita jadi lebih maju dibawah kepemimpinan beliau ya, aturan lebih bisa ditegaskan kalo engga di tenggelamkan hehehe 🙂

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s